Nama :
Fita Ishfah A’ini
NIM :
125020301111007
Kelas :
CB
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
RINGKASAN
ETIKA, PENIPUAN, DAN PENGENDALIAN INTERNAL
Isu
Etika dalam Bisnis
Etika Bisnis
Etika (ethics) berkaitan dengan berbagai standar yang
digunakan sesorang dalam membuat pilihan dan mengarahkan perulakunya di
berbagai situasi yang melibatkan konsep mengenai benar dan salah. Etika bisnis
melibatkan penemuan atas dua pertanyaan berikut:
1. Bagaimana para manajer memutuskan apa yang
benar dalam bisnis mereka
2. Ketika manajer mengetahui apa yang benar,
bagaimana mereka dapat mencapainya
Isu etika dalam bisnis dibagi ke dalam empat
area: kesetaraan, hak, kejujuran, penggunaan kekuasaan perusahaan.
Beberapa praktik bisnis dalam masing-masing
area yang memiliki berbagai implikasi etika
Kesetaraan
|
*
Gaji eksekutif
*
Nilai yang dapat dibandingkan
*
Penentuan Harga Pokok
|
Hak
|
*
Proses penilaian perusahaan
*
Pemeriksaan kesehatan karyawan
*
Privasi karyawan
*
Pelecehan seksual
*
Keanekaragaman
*
Peluang kerja yang setara
*
Pemberitahuan mengenai adanya kecurangan
|
Kejujuran
|
*
Konflik kepentingan pihak manajemen dan
karyawan
*
Keamanan data dan catatan perusahaan
*
Iklan yang menyesatkan
*
Praktik bisnis yang meragukan di negara asing
*
Laporan yang akurat atas kepentingan pemegang
saham
|
Penggunaan
kekuasaan perusahaan
|
*
Komite aksi politik
*
Keamanan di tempat kerja
*
Isu lingkungan
*
Keamanan produk
*
Divestasi kepentingan
*
Kontribusi politik perusahaan
*
Pengecilan ukuran perusahaan dan penutupan
pabrik
|
Saat ini banyak orang merasa bahwa etika bisnis
adalah oksimoron (gabungan dua istilah/hal yang bertentangan). Akan
tetapi, perilaku beretika yang baik seharusnya juga bagus untuk bisnis. Hal ini
bukan berarti bahwa perusahaan yang bertindak secara beretika akan sejahtera.
Perilaku beretika adalah hal yang penting, tetapi bukan merupakan kondisi yang
memadai untuk keberhasilan bisnis. analogi yang sma pentingnya adlah perusahaan
yang bertindak secara tidak beretika seharusnya dihukum.
Untuk beberapa perusahaan yang sangat berhasil,
mereka sudah memiliki pelatihan dan kesadaran etika sejak lama. Berbagai
pendekatannya termasuk komitmen yang besar dari pihak manajemen puncak untuk
memperbaiki standar etika, berbagai kode etik tertulis yang dengan jelas menyampaikan
harapan pihak manajemen, program untuk mengimplemen-tasikan petunjuk etika,
serta berbagai teknik untuk memonitor ketaatan.
Perkembangan
Etika
Perkembangan etika dapat dilihat dalam teori tahapan perilaku moral yang dimulai dari
1. orientasi ke hukuman
2. orientasi ke penghargaan
3. orientasi ke anak baik
4. orientasi ke otoritas
5. orientasi ke kontrak sosial
6.
orientasi ke prinsip yang
beretika.
Teknologi
komputer memunculkan banyak masalah baru tentang kejahatan komputer seperti berikut ini :
1.
Privasi
2.
Keamanan (akurasi dan kerahasiaan)
3.
Kepemilikan properti
4.
Kesetaraan akses
5.
Masalah lingkungan
6.
Kecerdasan buatan
7.
Pengangguran dan penggantian
8.
Penyalahgunaan komputer
9.
Tanggung jawab pengendalian
internal.
Peran
Pihak Manajemen Dalam Mempertahankan Iklim Beretika
Sangat penting bagi pihak manajemen untuk
menciptakan dan mempertahankan kesadaran beretika yang sesuai dalam
perusahaannya. Tidak hanya bergantung pada kesadaran tiap orang, tetapi mereka
juga harus mampu membatasi peluang, tekanan, dan godaan bagi para anggota
perusahaan untuk melakukan tindakan tidak beretika. semua pihak harus sadar
akan komitmen perusahaan terhadap etika di atas laba jangka pendek dan efisien.
Pelanggaran etika dapat terjadi di seluruh
tingkatan dalam perusahaan, mulai dari dewan direksi hingga area penerimaan. Oleh
karena itu, para manajer dan nonmanajer harus disadarkan atas kode etik
perusahaan, dibuat model pengambilan keputusan, dan berpartisipasi dalam
berbagai program yang membahas mengenai isu etika.
Membuat
Keputusan yang Beretika
Beberapa prinsip beretika yang dapat menjadi
petunjuk dlam melaksanakan tanggung jawab:
·
Proporsionalitas
·
Keadilan
·
Meminimalkan
resiko
Etika
Komputer
Yaitu analisa mengenai sifat dan dampak sosial
teknologi computer serta berbagai formulasi dan justifikasi kebijakan yang
terkait untuk penggunaan teknologi semacam itu secara beretika… [ini meliputi]
perhatian mengenai peranti lunak serta peranti keras dan berkaitan dengan
jaringan yang menghubungkan berbagai computer dan computer itu sendiri.
Tiga tingkat etika computer menurut Bynum: pop,
para, dan teoritis.
1.
Pop
Hanyalah
eksposur atas berbagai cerita dan laporan yang terdapat dalam media popular
mengenai damapk baik dan buruk dari teknologi komputer
2.
Para
Melibatkan
perhatian sesungguhnya atas berbagai kasus etika komputer dan membutuhkan
tingkat serta pengetahuan tertentu dalam bidang tersebut.
3.
Teoritis
Merupakan
perhatian berbagai peneliti multi disiplin ilmu yang mengaplikasikan berbagai
teori filosofi, sosiologi, dan psikologi dalam ilmu komputer dengan tujuan
untuk menghasilkan pemahaman baru dalam bidang tersebut.
Definisi Penipuan (Fraud)
IIA menyatakan
definisi fraud dalam kerangka praktik profesional sebagai berikut:
“Setiap tindakan ilegal ditandai dengan
penipuan, penyembunyian atau pelanggaran kepercayaan”.
Penipuan pelaporan
keuangan yang dapat dicapai sebagai berikut:
Manipulasi,
pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukung dari laporan
keuangan yang disusun.
Keliru dalam, atau
kelalaian yang disengaja dari, laporan keuangan peristiwa, transaksi, atau
informasi penting lainnya.
Kesalahan yang
disengaja dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
Penipuan Dan Akuntan
Penipuan
merujuk pada penyajian fakta yang salah oleh satu pihak kepada pihak yang
lainnya yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan membohongi dan agar pihak
lain tersebut meyakini fakta tersebut meskipun merugikan. Berdasarkan hukum
perdata, suatu tindakan disebut sebagai penipuan jika:
1.
Penyajian yang salah; ada pernyataan yang
tidak sesuai dengan yang sebenarnya atau ada fakta yang tidak diungkapkan
2.
Fakta material; fakta merupakan hal penting
yang mendorong seseorang dalam bertindak
3.
Niat; ada niat untuk menipu atau mengetahui
bahwa fakta yang disajikan adalah salah tapi tidak mengungkapkannya
4.
Keyakinan yang dapat dijustifikasi; fakta yang
disajikan dengan salah tersebut adalah faktor yang penting tempat pihak yang
dirugikan bergantung
5.
Kerusakan atau kerugian; kecurangan tersebut
menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi korban.
Auditor
biasanya menghadapi dua bentuk penipuan, yakni:
1.
Penipuan oleh karyawan. Biasanya didesain untuk secara langsung mengkonversi kas atau aktiva
lainnya demi keuntungan karyawan. Penipuan ini biasanya melibatkan tiga tahap,
yakni (1) mencuri sesuatu yang berharga, (2) mengkonversi aktiva tersebut ke
dalam bentuk yang dapat digunakan, dan (3) menyembunyikan kejahatan tersebut
agar tidak terdeteksi
2.
Penipuan oleh pihak manajemen. Penipuan ini tidak secara langsung melibatkan pencurian aktiva. Pihak
manajemen puncak dapat melakukan aktivitas penipuan untuk mendapatkan harga
saham yang lebih tinggi.
Faktor
yang membentuk penipuan
1.
Tekanan
keadaan
2.
Kesempatan
3.
Karakteristik
Pribadi
Kerugian
Keuangan Akibat Penipuan
Penelitian ACFE menujukkan bahwa perkiraan
kerugian akibat penipuan pada tahun 1996 dan 2002 sebesar 6% dari pendapatan
pertahun atau sama dengan $600 miliar. Biaya sesungguhnya
dari penipuan sulit diukur karena sejumlah alasan, seperti:
1.
Tidak semua penipuan terdeteksi
2.
Dari semua penipuan yang
terdeteksi, tidak semua dilaporkan
3.
Dalam banyak kasus penipuan, hanya
dapat dikumpulkan informasi yang tidak lengkap
4.
informasi tidak disebarkan dengan
benar ke pihak manajemen atau ke badan penegak hukum
5.
sering kali, perusahaan memutuskan
untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau pengadilan terhadap pelaku penipuan.
Pelaku Penipuan
Sejumlah
faktor yang mencirikan pelaku penipuan, termasuk posisinya dalam perusahaan,
kolusi dengan pihak lainnya, gender, umur, serta pendidikan.
1.
Gender,
walaupun gambaran demografis berubah, terdapat lebih banyak pria daripada
wanita yang menempati posisi berotoritas dalam perusahaan, hingga memberikan
pria akses yang lebih besar kepada aktiva
2.
Posisi.
Mereka yang berada dalam posisi yang paling tinggi memiliki akses terbesar atas
dana dan aktiva perusahaan
3.
Umur.
Karyawan yang lebih tua cenderung menempati posisi yang lebih tinggi tingkatnya
dan karenanya biasanya memiliki akses lebih besar ke aktiva perusahaan
4.
Pendidikan. Umumnya, mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi menempati
posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan, dan karenanya memiliki akses lebih
besar atas dana perusahaan dan aktiva perusahaan lainnya
5.
Kolusi.
Salah satu alasan untuk memisahkan kewajiban pekerjaan adalah untuk menghindari
adanya peluang yang dibutuhkan oleh pelaku untuk melakukan penipuan. Ketika
orang-orang dalam posisi yang penting berkolusi, mereka menciptakan peluan
untuk mengendalikan atau mendapatkan akses ke berbagai aktiva, yang tidak
mungkin terjadi jika tidak berkolusi.
Skema Penipuan
Laporan Tipuan
Laporan
tipuan dihubungkan dengan penipuan oleh pihak manajemen. Jika penipuan
melibatkan beberapa bentuk kesalahan laporan keuangan, untuk memenuhi definisi
skema penipuan ini, maka laporan tersebut harus memberikan manfaat secara
langsung atau tidak langsung bagi pelakunya. Misalnya, jika perusahaan
menyatakan kewajiban terlalu rendah untuk menyajikan gambaran keuangan yang
lebih baik atas perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga saham.
Contoh
paling nyata yang dapat kita lihat dari penipuan di atas adalah bangkrutnya
perusahaan ‘Enron’. Hal itu terjadi karena ada beberapa masalah, diantaranya
kurangnya independensi auditor dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan
tersebut dan praktik akuntansi yang salah diterapkan. Enron banyak sekali
menggunakan entitas bertujuan khusus untuk menyembunyikan kewajiban melalui
akuntansi di luar neraca.
Karena
hal itulah, maka pada tahun 2002 kongres merumuskan hukum dan presiden Bush
mengesahkan Undang-Undang Sarbanes-Oxley. Perubahn utama yang dibuat berkaitan
dengan (1) pembuatan komite audit, (2) independensi auditor, (3) tata kelola
perusahaan dan tanggung jawab perusahaan, (4) keharusan untuk pengungkapan, dan
(5) penalti untuk penipuan dan berbagai pelanggaran lainnya.
Korupsi
Korupsi dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dalam cara yang bermacam-macam. Misalnya :
§ Penyuapan berarti pemberian, penawaran atas penerimaan
berbagai hal yang bernilai untuk memengaruhi seorang pejabat dalam melaksanakan
kewajibannya.
§ Hadiah illegal hampir sama dengan
penyuapan, namun terjadi akibat adanya tindakan yang telah dilakukan. contohnya
seorang kontraktor yang secara diam-diam member hadiah akibat dimenangkannya
oleh manajer proposal dari kontraktor dengan nilai yang tidak kompettitif.
§ Konflik kepentingan, terjadi ketika
seorang karyawan atas nama pihak ketiga melakukan kewajibannya atau memiliki kepentingan pribadi dalam
aktivitasnya. Contohnya seorang karyawan di suatu perusahaan yang mempunyai
toko bangunan juga, ia mengarahkan perusahaan dimana ia bekerja untuk membeli
di toko nya dengan harga diatas harga pasar.
§ Pemerasan secara ekonomi, menggunakan ancaman
dan tekanan (termasuk sanksi ekonomi) oleh seseorang atau perusahaan untuk
mendapatkan suatu yang bernilai seperti aktiva keuangan , informasi , kerjasama
perusahaan.
Penyalahgunaan Aktiva
Penyalahgunaan aktiva
ini dapat dilakukan dalam berbagai macam :
·
Pembebanan
ke akun beban, ini dilakukan untuk menutupi dan menyeimbangkan
antara aktiva dan ekuitas. Dengan membebankan aktiva ke akun beban dan me-ngurangi
ekuitas hingga seimbang.
·
Gali
lubang tutup lubang,=> asumsi karyawan meminjam uang sehingga cek atau kas
dari pelanggan tidak di kredit di akun pelanggan tersebut.
·
Penipuan
transaksi, =>penambahan, penghapusan atau pengubahan transaksi yang tidak benar
untuk mengalihkan aktiva ke pelaku penipuan. Contohnya dengan mengirimkan gaji
ke pihak pelaku padahal gaji itu untuk pegawai yang sudah keluar tapi masih
dicatat ada.
·
Skema
penipuan komputer, penipuan semacam ini dapat dilakukan dengan berbagai model tetapi dengan
tujuan sama yaitu penyalahgunaan aktiva. Seperti perubahan , pencurian,
penyalahgunaan file, informasi bahkan sampai perusakan piranti lunak dan keras
komputer.
Konsep Dan Prosedur Pengendalian Internal
Pembuatan
dan pemeliharaan sistem pengendalian internal adalah kewajiban pihak
manajemen yang penting. Hal yang mendasar bagi pihak manajemen dalam
menyediakan informasi adalah memberikan jaminan yang wajar bahwa perusahaan
dikendalikan dengan baik. Para akuntan adalah partisipan utama dalam memastikan
kecukupun pengendalian.
Konsep pengendalian internal
Pengendalian internal adalah rencana organisasi
dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi
yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi,
serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik,
dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umum,
yaitu:
1.
Menjaga aktiva perusahaan.
2.
Memastikan akurasi dan keandalan
catatan serta informasi akuntansi.
3.
Mendorong efisiensi dalam
operasional perusahaan.
4.
Mengukur kesesuaian dengan
kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.
Prosedur-prosedur pengendalian khusus yang
digunakan dalam sistem pengendalian internal dan pengendalian manajemen mungkin
dikelompokkan menggunakan empat kelompok pengendalian internal berikut ini:
- Pengendalian untuk Pencegahan, Pengendalian untuk Pemeriksaan, dan Pengendalian Korektif .
- Pengendalian umum dan Pengendalian aplikasi.
- Pengendalian Administrasi dan Pengendalian Akuntansi.
- Pengendalian Input, proses, dan output .
Pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut
ini :
- Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
- Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi
- Struktur organisasional
- Badan audit dewan komisaris
- Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab
- Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia
- Pengaruh-pengaruh eksternal
Kode istilah etika sebagai standar yang cukup
untuk mencegah kesalahan dan untuk mengembangkan:
·
Jujur dan perilaku
etis.
·
Kendali,
adil, akurat, tepat waktu, dan pengungkapan dalam sebuah laporan yang bisa
dipahami dan komunikasi publik.
·
Kepatuhan
terhadap hukum pemerintah yang berlaku, regulasi dan peraturan.
·
Minta
pelaporan internal mengenai pelanggaran kode.
·
Akuntabilitas
untuk kepatuhan terhadap kode.
SAS 78/COSO Internal Control Framework
(Kerangka kerja Sistem pengendalian internal SAS 78/COSO)
Pada kerangka kerja SAS 78/COSO ada 5 komponen
yang terdiri dari :
1.
The Control Environment
Lingkungan pengendalian adalah dasar dari
keempat komponen pengendalian yang lain. Lingkungan pengendalian akan
menentukan irama organisasi dan pengaruh kesadaran pengendalian bagi karyawan
dan manajemen. Lingkungan pengendalian ini terdiri dari elemen berikut :
- Integritas dan etika manajemen.
- Struktur organisasi.
- Peranan jajaran direksi dan komite audit.
- Kebijakan dan filosofi manajemen.
- Delegasi wewenang dan tangggung jawab.
- Evaluasi unjuk kerja.
- Pengaruh luar dan agen pengendali.
- Praktek dan kebijakan manajemen sumber daya manusia.
2.
Risk Assessment
Organisasi perlu melakukan pengukuran terhadap
resiko untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengelolah resiko yang relevan
terhadap laporan keuangan. Resiko bisa terjadi dari berbagai kondisi sebagai
berikut :
- Perubahan lingkungan eksternal.
- Pasar luar negeri yang beresiko.
- Pertumbuhan yang signifikan dan cepat sehingga memberikan tekanan pada pengendalian internal.
- Produk baru
- Restrukturisasi dan ukuran perusahaan yang semakin kecil.
- Perubahan pada kebijakan akuntansi.
3.
Information and Communication
Kualitas Informasi yang dihasilkan oleh sistem
informasi akuntansi akan mempengaruhi kemampuan manajemen untuk mengambil
tindakan dan keputusan yang terkait dengan operasional perusahaan dan
menyiapkan laporan keuangan. Sistem informasi akuntansi yang efektif akan :
- Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid.
- Menyediakan informasi dan laporan keuangan sesuai dengan klasifikasi kebutuhan pada waktunya.
- Secara akurat mengukur nilai ekonomi dari transaksi.
- Secara akurat mencatat semua transaksi sesuai dengan periode waktu kejadian.
Sementara auditor harus memiliki pengetahuan
sistem informasi untuk memahami :
- Bagaimana sebuah transaksi direkam dan diasosiasikan dengan catatan akuntansi.
- Pengolahan transaksi dari awal sampai pada laporan keuangan.
- Pengolahan Laporan keuangan.
4.
Monitoring
Dengan monitoring, manajemen bisa mengetahui
kualitas sistem pengendalian internal dan operasi sesuai dengan diinginkan.
Hal ini bisa dilakukan dengan prosedur yang terpisah dan pengujian pengendalian
oleh auditor. Monitoring dengan memanfaatkan sistem komputer yang terintegrasi
dengan operasional rutin bisa memberikan laporan manajemen yang menunjukkan
baik tren maupun kondisi normal dan yang tidak seharusnya yang terjadi.
5.
Control Activities
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan
prosedur untuk memastikan tindakan yang tepat dilakukan untuk merespon resiko
yang diidentifikasi. Aktivitas pengendalian bisa dibedakan menjadi 2
kategori :
- Pengendalian teknologi informasi meliputi pengendalian umum seperti akses terhadap pusat data, pengembangan sistem dan perawatan program komputer, dan pengendalian aplikasi meliputi integritas dari sistem untuk memastikan output dari setiap subsistem sesuai.
- Pengendalian fisik adalah pengendalian terhadap aktivitas manusia dalam lingkungan sistem akuntansi. Pengendalian fisik ini meliputi :
- Kewenangan transaksi.
- Pemisahan tugas.
- Pengawasan.
- Catatan akuntansi.
- Pengendalian akses.
- Verifikasi yang independen.
6.
Physical Control
- Transaction Authorization: Merupakan kontrol untuk memastikan bahwa semua transaksi yang diproses oleh sistem informasi adalah valid atau sesuai dengan tujuan pihak manajemen.
- Segregation of Duties: pemisahan tugas karyawan untuk meminimalkan fungsi yang tidak boleh disatukan. Pemisahan tugas dapat berupa berbagai bentuk, tergantung pada kewajiban yang akan di kendalikan.
- Supervision: Proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
- Accounting Records: Merupakan dokument sumber, Jurnal dan Buku besar.
- Access Control: Aktifitas untuk memastikan bahwa personel yang sah saja yang memiliki akses ke aktiva perusahaan.
- Independent Verification: Pemeriksaan independen sistem akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan.
Komponen Pengendalian Internal
Pengendalian Internal dirancang dan
implementasikan oleh manajemen untuk memberikan jaminan bahwa sasaran hasil
pengendalian manajemen akan terpenuhi. Lima komponen pengendalian
internal :
1.
Lingkungan
Kendali
2.
Penilaian
Resiko
3.
Aktivitas
Pengendalian
4.
Informasi
dan Komunikasi
5.
Pengawasan
6.
Aktivitas
Pengendalian
Peran
Penting Pengendalian Internal
Lima komponen pengendalian internal di atas
menyediakan informasi yang penting bagi auditor mengenai risiko penyalahsajian
yang penting dalam laporan keuangan dan penipuan. Contohnya dalam perusahaan,
pengendalian internal mempengaruhi cara auditor dalam menilai apakah perusahaan
telah melaporkan semua kewajibannya. Struktur pengendalian internal menyediakan
informasi dan membimbning auditor dalam perencanaan berbagai pengujian tertentu
untuk menetapkan kecenderungan dan keluasan penyalahsajian laporan keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar