Senin, 07 Oktober 2013

ETIKA, PENIPUAN, DAN PENGENDALIAN INTERNAL



Nama         : Fita Ishfah A’ini
NIM           : 125020301111007
Kelas          : CB
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

RINGKASAN
ETIKA, PENIPUAN, DAN PENGENDALIAN INTERNAL
Isu Etika dalam Bisnis
Etika Bisnis
Etika (ethics) berkaitan dengan berbagai standar yang digunakan sesorang dalam membuat pilihan dan mengarahkan perulakunya di berbagai situasi yang melibatkan konsep mengenai benar dan salah. Etika bisnis melibatkan penemuan atas dua pertanyaan berikut:
1.      Bagaimana para manajer memutuskan apa yang benar dalam bisnis mereka
2.      Ketika manajer mengetahui apa yang benar, bagaimana mereka dapat mencapainya
Isu etika dalam bisnis dibagi ke dalam empat area: kesetaraan, hak, kejujuran, penggunaan kekuasaan perusahaan.
Beberapa praktik bisnis dalam masing-masing area yang memiliki berbagai implikasi etika
Kesetaraan
*        Gaji eksekutif
*        Nilai yang dapat dibandingkan
*        Penentuan Harga Pokok
Hak
*        Proses penilaian perusahaan
*        Pemeriksaan kesehatan karyawan
*        Privasi karyawan
*        Pelecehan seksual
*        Keanekaragaman
*        Peluang kerja yang setara
*        Pemberitahuan mengenai adanya kecurangan
Kejujuran
*        Konflik kepentingan pihak manajemen dan karyawan
*        Keamanan data dan catatan perusahaan
*        Iklan yang menyesatkan
*        Praktik bisnis yang meragukan di negara asing
*        Laporan yang akurat atas kepentingan pemegang saham
Penggunaan kekuasaan perusahaan
*        Komite aksi politik
*        Keamanan di tempat kerja
*        Isu lingkungan
*        Keamanan produk
*        Divestasi kepentingan
*        Kontribusi politik perusahaan
*        Pengecilan ukuran perusahaan dan penutupan pabrik

Saat ini banyak orang merasa bahwa etika bisnis adalah oksimoron (gabungan dua istilah/hal yang bertentangan). Akan tetapi, perilaku beretika yang baik seharusnya juga bagus untuk bisnis. Hal ini bukan berarti bahwa perusahaan yang bertindak secara beretika akan sejahtera. Perilaku beretika adalah hal yang penting, tetapi bukan merupakan kondisi yang memadai untuk keberhasilan bisnis. analogi yang sma pentingnya adlah perusahaan yang bertindak secara tidak beretika seharusnya dihukum.
Untuk beberapa perusahaan yang sangat berhasil, mereka sudah memiliki pelatihan dan kesadaran etika sejak lama. Berbagai pendekatannya termasuk komitmen yang besar dari pihak manajemen puncak untuk memperbaiki standar etika, berbagai kode etik tertulis yang dengan jelas menyampaikan harapan pihak manajemen, program untuk mengimplemen-tasikan petunjuk etika, serta berbagai teknik untuk memonitor ketaatan.

Perkembangan Etika
Perkembangan etika dapat dilihat dalam teori tahapan perilaku moral yang dimulai dari
1.      orientasi ke hukuman
2.      orientasi ke penghargaan
3.      orientasi ke anak baik
4.      orientasi ke otoritas
5.      orientasi ke kontrak sosial
6.      orientasi ke prinsip yang beretika.
Teknologi komputer memunculkan banyak masalah baru tentang kejahatan komputer seperti berikut ini :
1.      Privasi
2.      Keamanan (akurasi dan kerahasiaan)
3.      Kepemilikan properti
4.      Kesetaraan akses
5.      Masalah lingkungan
6.      Kecerdasan buatan
7.      Pengangguran dan penggantian
8.      Penyalahgunaan komputer
9.      Tanggung jawab pengendalian internal.

Peran Pihak Manajemen Dalam Mempertahankan Iklim Beretika
Sangat penting bagi pihak manajemen untuk menciptakan dan mempertahankan kesadaran beretika yang sesuai dalam perusahaannya. Tidak hanya bergantung pada kesadaran tiap orang, tetapi mereka juga harus mampu membatasi peluang, tekanan, dan godaan bagi para anggota perusahaan untuk melakukan tindakan tidak beretika. semua pihak harus sadar akan komitmen perusahaan terhadap etika di atas laba jangka pendek dan efisien.
Pelanggaran etika dapat terjadi di seluruh tingkatan dalam perusahaan, mulai dari dewan direksi hingga area penerimaan. Oleh karena itu, para manajer dan nonmanajer harus disadarkan atas kode etik perusahaan, dibuat model pengambilan keputusan, dan berpartisipasi dalam berbagai program yang membahas mengenai isu etika.

Membuat Keputusan yang Beretika
Beberapa prinsip beretika yang dapat menjadi petunjuk dlam melaksanakan tanggung jawab:
·         Proporsionalitas
·         Keadilan
·         Meminimalkan resiko

Etika Komputer
Yaitu analisa mengenai sifat dan dampak sosial teknologi computer serta berbagai formulasi dan justifikasi kebijakan yang terkait untuk penggunaan teknologi semacam itu secara beretika… [ini meliputi] perhatian mengenai peranti lunak serta peranti keras dan berkaitan dengan jaringan yang menghubungkan berbagai computer dan computer itu sendiri.
Tiga tingkat etika computer menurut Bynum: pop, para, dan teoritis.
1.      Pop
Hanyalah eksposur atas berbagai cerita dan laporan yang terdapat dalam media popular mengenai damapk baik dan buruk dari teknologi komputer
2.      Para
Melibatkan perhatian sesungguhnya atas berbagai kasus etika komputer dan membutuhkan tingkat serta pengetahuan tertentu dalam bidang tersebut.
3.      Teoritis
Merupakan perhatian berbagai peneliti multi disiplin ilmu yang mengaplikasikan berbagai teori filosofi, sosiologi, dan psikologi dalam ilmu komputer dengan tujuan untuk menghasilkan pemahaman baru dalam bidang tersebut.

Definisi Penipuan (Fraud)
IIA menyatakan definisi fraud dalam kerangka praktik profesional sebagai berikut:
Setiap tindakan ilegal ditandai dengan penipuan, penyembunyian atau pelanggaran kepercayaan”.
Penipuan pelaporan keuangan yang dapat dicapai sebagai berikut:
        Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukung dari laporan keuangan yang disusun.
        Keliru dalam, atau kelalaian yang disengaja dari, laporan keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi penting lainnya.
        Kesalahan yang disengaja dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

Penipuan Dan Akuntan
Penipuan merujuk pada penyajian fakta yang salah oleh satu pihak kepada pihak yang lainnya yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan membohongi dan agar pihak lain tersebut meyakini fakta tersebut meskipun merugikan. Berdasarkan hukum perdata, suatu tindakan disebut sebagai penipuan jika:
1.             Penyajian yang salah; ada pernyataan yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya atau ada fakta yang tidak diungkapkan
2.             Fakta material; fakta merupakan hal penting yang mendorong seseorang dalam bertindak
3.             Niat; ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa fakta yang disajikan adalah salah tapi tidak mengungkapkannya
4.             Keyakinan yang dapat dijustifikasi; fakta yang disajikan dengan salah tersebut adalah faktor yang penting tempat pihak yang dirugikan bergantung
5.             Kerusakan atau kerugian; kecurangan tersebut menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi korban.
Auditor biasanya menghadapi dua bentuk penipuan, yakni:
1.             Penipuan oleh karyawan. Biasanya didesain untuk secara langsung mengkonversi kas atau aktiva lainnya demi keuntungan karyawan. Penipuan ini biasanya melibatkan tiga tahap, yakni (1) mencuri sesuatu yang berharga, (2) mengkonversi aktiva tersebut ke dalam bentuk yang dapat digunakan, dan (3) menyembunyikan kejahatan tersebut agar tidak terdeteksi
2.             Penipuan oleh pihak manajemen. Penipuan ini tidak secara langsung melibatkan pencurian aktiva. Pihak manajemen puncak dapat melakukan aktivitas penipuan untuk mendapatkan harga saham yang lebih tinggi.

 Faktor yang membentuk penipuan
1.            Tekanan keadaan 
2.            Kesempatan 
3.            Karakteristik Pribadi


Kerugian Keuangan Akibat Penipuan
Penelitian ACFE menujukkan bahwa perkiraan kerugian akibat penipuan pada tahun 1996 dan 2002 sebesar 6% dari pendapatan pertahun atau sama dengan $600 miliar. Biaya sesungguhnya dari penipuan sulit diukur karena sejumlah alasan, seperti:
1.            Tidak semua penipuan terdeteksi    
2.            Dari semua penipuan yang terdeteksi, tidak semua dilaporkan
3.            Dalam banyak kasus penipuan, hanya dapat dikumpulkan informasi yang tidak lengkap
4.            informasi tidak disebarkan dengan benar ke pihak manajemen atau ke badan penegak hukum
5.            sering kali, perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau pengadilan terhadap pelaku penipuan.

Pelaku Penipuan
Sejumlah faktor yang mencirikan pelaku penipuan, termasuk posisinya dalam perusahaan, kolusi dengan pihak lainnya, gender, umur, serta pendidikan.
1.             Gender, walaupun gambaran demografis berubah, terdapat lebih banyak pria daripada wanita yang menempati posisi berotoritas dalam perusahaan, hingga memberikan pria akses yang lebih besar kepada aktiva
2.             Posisi. Mereka yang berada dalam posisi yang paling tinggi memiliki akses terbesar atas dana dan aktiva perusahaan
3.             Umur. Karyawan yang lebih tua cenderung menempati posisi yang lebih tinggi tingkatnya dan karenanya biasanya memiliki akses lebih besar ke aktiva perusahaan
4.             Pendidikan. Umumnya, mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi menempati posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan, dan karenanya memiliki akses lebih besar atas dana perusahaan dan aktiva perusahaan lainnya
5.             Kolusi. Salah satu alasan untuk memisahkan kewajiban pekerjaan adalah untuk menghindari adanya peluang yang dibutuhkan oleh pelaku untuk melakukan penipuan. Ketika orang-orang dalam posisi yang penting berkolusi, mereka menciptakan peluan untuk mengendalikan atau mendapatkan akses ke berbagai aktiva, yang tidak mungkin terjadi jika tidak berkolusi.

Skema Penipuan
Laporan Tipuan
Laporan tipuan dihubungkan dengan penipuan oleh pihak manajemen. Jika penipuan melibatkan beberapa bentuk kesalahan laporan keuangan, untuk memenuhi definisi skema penipuan ini, maka laporan tersebut harus memberikan manfaat secara langsung atau tidak langsung bagi pelakunya. Misalnya, jika perusahaan menyatakan kewajiban terlalu rendah untuk menyajikan gambaran keuangan yang lebih baik atas perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga saham.
Contoh paling nyata yang dapat kita lihat dari penipuan di atas adalah bangkrutnya perusahaan ‘Enron’. Hal itu terjadi karena ada beberapa masalah, diantaranya kurangnya independensi auditor dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan tersebut dan praktik akuntansi yang salah diterapkan. Enron banyak sekali menggunakan entitas bertujuan khusus untuk menyembunyikan kewajiban melalui akuntansi di luar neraca.
Karena hal itulah, maka pada tahun 2002 kongres merumuskan hukum dan presiden Bush mengesahkan Undang-Undang Sarbanes-Oxley. Perubahn utama yang dibuat berkaitan dengan (1) pembuatan komite audit, (2) independensi auditor, (3) tata kelola perusahaan dan tanggung jawab perusahaan, (4) keharusan untuk pengungkapan, dan (5) penalti untuk penipuan dan berbagai pelanggaran lainnya.
Korupsi
Korupsi dapat dilakukan oleh siapa saja dan dalam cara yang bermacam-macam. Misalnya :
§  Penyuapan berarti pemberian, penawaran atas penerimaan berbagai hal yang bernilai untuk memengaruhi seorang pejabat dalam melaksanakan kewajibannya.
§  Hadiah illegal hampir sama dengan penyuapan, namun terjadi akibat adanya tindakan yang telah dilakukan. contohnya seorang kontraktor yang secara diam-diam member hadiah akibat dimenangkannya oleh manajer proposal dari kontraktor dengan nilai yang tidak kompettitif.
§  Konflik kepentingan, terjadi ketika seorang karyawan atas nama pihak ketiga melakukan kewajibannya  atau memiliki kepentingan pribadi dalam aktivitasnya. Contohnya seorang karyawan di suatu perusahaan yang mempunyai toko bangunan juga, ia mengarahkan perusahaan dimana ia bekerja untuk membeli di toko nya dengan harga diatas harga pasar.
§  Pemerasan secara ekonomi, menggunakan ancaman dan tekanan (termasuk sanksi ekonomi) oleh seseorang atau perusahaan untuk mendapatkan suatu yang bernilai seperti aktiva keuangan , informasi , kerjasama perusahaan.
Penyalahgunaan Aktiva
Penyalahgunaan aktiva ini dapat dilakukan dalam berbagai macam :
·         Pembebanan ke akun beban, ini dilakukan untuk menutupi dan    menyeimbangkan antara aktiva dan ekuitas. Dengan membebankan aktiva ke akun beban dan me-ngurangi ekuitas hingga seimbang.
·         Gali lubang tutup lubang,=> asumsi karyawan meminjam uang sehingga cek atau kas dari pelanggan tidak di kredit di akun pelanggan tersebut.
·         Penipuan transaksi, =>penambahan, penghapusan atau pengubahan transaksi yang tidak benar untuk mengalihkan aktiva ke pelaku penipuan. Contohnya dengan mengirimkan gaji ke pihak pelaku padahal gaji itu untuk pegawai yang sudah keluar tapi masih dicatat ada.
·         Skema penipuan komputer, penipuan semacam ini dapat dilakukan dengan berbagai model tetapi dengan tujuan sama yaitu penyalahgunaan aktiva. Seperti perubahan , pencurian, penyalahgunaan file, informasi bahkan sampai perusakan piranti lunak dan keras komputer.


Konsep Dan Prosedur Pengendalian Internal
Pembuatan dan pemeliharaan  sistem pengendalian internal adalah kewajiban pihak manajemen yang penting. Hal yang mendasar bagi pihak manajemen dalam menyediakan informasi adalah memberikan jaminan yang wajar bahwa perusahaan dikendalikan dengan baik. Para akuntan adalah partisipan utama dalam memastikan kecukupun pengendalian.

Konsep pengendalian internal
Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umum, yaitu:
1.            Menjaga aktiva perusahaan.
2.            Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.
3.            Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan.
4.            Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.
Prosedur-prosedur pengendalian khusus yang digunakan dalam sistem pengendalian internal dan pengendalian manajemen mungkin dikelompokkan menggunakan empat kelompok pengendalian internal berikut ini:
  1. Pengendalian untuk Pencegahan, Pengendalian untuk Pemeriksaan, dan Pengendalian Korektif .
  2. Pengendalian umum dan Pengendalian aplikasi.
  3. Pengendalian Administrasi dan Pengendalian Akuntansi.
  4. Pengendalian Input, proses, dan output .
Pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini :
  1. Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
  2. Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi
  3. Struktur organisasional
  4. Badan audit dewan komisaris
  5. Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab
  6. Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia
  7. Pengaruh-pengaruh eksternal
Kode istilah etika sebagai standar yang cukup untuk mencegah kesalahan dan untuk mengembangkan:
·         Jujur dan perilaku etis.
·         Kendali, adil, akurat, tepat waktu, dan pengungkapan dalam sebuah laporan yang bisa dipahami dan komunikasi publik.
·         Kepatuhan terhadap hukum pemerintah yang berlaku, regulasi dan peraturan.
·         Minta pelaporan internal mengenai pelanggaran kode.
·         Akuntabilitas untuk kepatuhan terhadap kode.

SAS 78/COSO Internal Control Framework (Kerangka kerja Sistem pengendalian internal SAS 78/COSO)
Pada kerangka kerja SAS 78/COSO ada 5 komponen yang terdiri dari :
1.            The Control Environment
Lingkungan pengendalian adalah dasar dari keempat komponen pengendalian yang lain. Lingkungan pengendalian akan menentukan irama organisasi dan pengaruh kesadaran pengendalian bagi karyawan dan manajemen. Lingkungan pengendalian ini terdiri dari elemen berikut :
  • Integritas dan etika manajemen.
  • Struktur organisasi.
  • Peranan jajaran direksi dan komite audit.
  • Kebijakan dan filosofi manajemen.
  • Delegasi wewenang dan tangggung jawab.
  • Evaluasi unjuk kerja.
  • Pengaruh luar dan agen pengendali.
  • Praktek dan kebijakan manajemen sumber daya manusia.
2.            Risk Assessment
Organisasi perlu melakukan pengukuran terhadap resiko untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengelolah resiko yang relevan terhadap laporan keuangan. Resiko bisa terjadi dari berbagai kondisi sebagai berikut :
  • Perubahan lingkungan eksternal.
  • Pasar luar negeri yang beresiko.
  • Pertumbuhan yang signifikan dan cepat sehingga memberikan tekanan pada pengendalian internal.
  • Produk baru
  • Restrukturisasi dan ukuran perusahaan yang semakin kecil.
  • Perubahan pada kebijakan akuntansi.
3.            Information and Communication
Kualitas Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi akan mempengaruhi kemampuan manajemen untuk mengambil tindakan dan keputusan yang terkait dengan operasional perusahaan dan menyiapkan laporan keuangan. Sistem informasi akuntansi yang efektif akan :
  • Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid.
  • Menyediakan informasi dan laporan keuangan sesuai dengan klasifikasi kebutuhan pada waktunya.
  • Secara akurat mengukur nilai ekonomi dari transaksi.
  • Secara akurat mencatat semua transaksi sesuai dengan periode waktu kejadian.
Sementara auditor harus memiliki pengetahuan sistem informasi untuk memahami :
  • Bagaimana sebuah transaksi direkam dan diasosiasikan dengan catatan akuntansi.
  • Pengolahan transaksi dari awal sampai pada laporan keuangan.
  • Pengolahan Laporan keuangan.
4.            Monitoring
Dengan monitoring, manajemen bisa mengetahui kualitas sistem pengendalian internal dan operasi sesuai dengan diinginkan. Hal ini bisa dilakukan dengan prosedur yang terpisah dan pengujian pengendalian oleh auditor. Monitoring dengan memanfaatkan sistem komputer yang terintegrasi dengan operasional rutin bisa memberikan laporan manajemen yang menunjukkan baik tren maupun kondisi normal dan yang tidak seharusnya yang terjadi.
5.            Control Activities
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur untuk memastikan tindakan yang tepat dilakukan untuk merespon resiko yang diidentifikasi. Aktivitas pengendalian bisa dibedakan menjadi 2 kategori :
  1. Pengendalian teknologi informasi meliputi pengendalian umum seperti akses terhadap pusat data, pengembangan sistem dan perawatan program komputer, dan pengendalian aplikasi meliputi integritas dari sistem untuk memastikan output dari setiap subsistem sesuai.
  2. Pengendalian fisik adalah pengendalian terhadap aktivitas manusia dalam lingkungan sistem akuntansi. Pengendalian fisik ini meliputi :

  • Kewenangan transaksi.
  • Pemisahan tugas.
  • Pengawasan.
  • Catatan akuntansi.
  • Pengendalian akses.
  • Verifikasi yang independen.



6.            Physical Control
  • Transaction Authorization: Merupakan kontrol untuk memastikan bahwa semua transaksi yang diproses oleh sistem informasi adalah valid atau sesuai dengan tujuan pihak manajemen.
  • Segregation of Duties: pemisahan tugas karyawan untuk meminimalkan fungsi yang tidak boleh disatukan. Pemisahan tugas dapat berupa  berbagai bentuk, tergantung pada kewajiban yang akan di kendalikan.
  • Supervision: Proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
  • Accounting Records: Merupakan dokument sumber, Jurnal dan Buku besar.
  • Access Control: Aktifitas untuk memastikan bahwa personel yang sah saja yang memiliki akses ke aktiva perusahaan.
  • Independent Verification: Pemeriksaan independen sistem akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan.

Komponen Pengendalian Internal
Pengendalian Internal dirancang dan implementasikan oleh manajemen untuk memberikan jaminan bahwa sasaran hasil pengendalian manajemen akan terpenuhi. Lima komponen pengendalian internal :

1.            Lingkungan Kendali
2.            Penilaian Resiko
3.            Aktivitas Pengendalian
4.            Informasi dan Komunikasi
5.            Pengawasan
6.            Aktivitas Pengendalian


Peran Penting Pengendalian Internal
Lima komponen pengendalian internal di atas menyediakan informasi yang penting bagi auditor mengenai risiko penyalahsajian yang penting dalam laporan keuangan dan penipuan. Contohnya dalam perusahaan, pengendalian internal mempengaruhi cara auditor dalam menilai apakah perusahaan telah melaporkan semua kewajibannya. Struktur pengendalian internal menyediakan informasi dan membimbning auditor dalam perencanaan berbagai pengujian tertentu untuk menetapkan kecenderungan dan keluasan penyalahsajian laporan keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar