Rabu, 06 Juli 2011

My Story

Titik-Titik Hidupku
Satu titik,
Dari situlah aku memulai hariku di sebuah kelas yang semula tak ku kenal yang kemudian diberi nama “Pelajar IPS Siji (PEPSI)”. Tak ada kata-kata yang banyak ku ucap saat itu karna memang aku belum banyak mengenal anggotanya. Sepi, tapi saat itu juga entah kenapa aku mulai meresakan sesuatu yang berbeda dari yang aku dapatkan di kelas X -setitik kebersamaan-.
-Namun setelah kulalui, ternyata semua itu menjerumuskanku pada keegoisan-.
Dua titik,
Beberapa hari berlalu. Aku merasakan sebuah perbedaan yang sungguh berbeda. Aku merasakan sebuah kehangatan, kasih sayang, dan kebersamaan yang lebih dari orang-orang yang semula tak kukenal. Aku tak menyangka bahwa teman-temanku sangat baik kepadaku. Mereka mau menerimaku apa adanya. Bahkan mereka mau datang ke rumahku dan mengatakan bahwa mereka senang di rumahku.
-Canda dan tawapun mulai menghiasi hariku-.
Tiga titik,
Hari itu, aku bisa menikmati hariku bersama mereka. Makan-makan bersama, senang bersama, susah dan lelah karena tugas bersama. Sungguh aku mendapatkan sesuatu yang selama ini belum pernah aku rasakan bersama teman-temanku. Terima kasih teman, kalian sangat berharga bagiku. Semoga kita bisa tetap merasakan kebersaam, meski kita sudah tak satu kelas lagi. Amin.
-Setitik harapan untukku dan PEPSI-
Empat, lima titik,
Di hari itu, aku benar-banar merasakan kesenangan bersama teman-teman. Menikamti tugas yang menumpuk bersama mereka, lelah bersama, sampai aku benar-benar malupakan waktuku, bahkan aku merasa bosan di rumah. Aku malas untuk pulang, karna aku pikir, jika di rumah aku tak kan mendapat kesenangan lagi.
Saat itu, aku merasa ingin terus berada di samping mereka, sibuk bersama mereka dan tertawa bersama mereka. Hingga suatu hari aku merasakan kesepian yang amat dalam di hatiku. Meskipun saat itu teman-temanku sedang tertawa ria, tapi entah mengapa aku merasa bahwa aku kehilangan sesuatu. Sesuatu yang sepertinya amat berharga.
-Pada akhirnya nanti aku tahu semua itu-
Enam, tujuh, delapan titik,
Beberapa hari aku merasa kesepian. Menyendiri memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku tak mendapat jawabannya.
Dan beberapa hari kemudian baru kusadari bahwa selama ini akulah yang menghilang dan menjauh bukan sesuatu itu yang menghilang dariku.
Jawabannya, aku telah mendiamkan keluargaku. Aku tak pernah cerita kepada mereka bagaimana kehidupanku sekarang ini dan juga kehidupanku di sekolah. Aku baru teringat bahwa diriku telah berubah. Dulu aku dekat dengan keluargaku, ibuku, ayahku, sahabatku dan teman-teman di rumah. Dulu aku sering cerita tentang kehidupanku dengan mereka. Dulu aku bisa membagi waktuku antara di sekolah dan di rumah. Dulu aku bisa menyesuaikan diriku dengan lingkungan. Tapi kini, aku merasa jauh dengan mereka, padahal aku tahu mereka di sampingku, aku susah menyesuaikan diriku dengan mereka. Kini aku merasa sendiri. Mungkin karena itu, kini aku lebih suka menyendiri. Aku lebih suka memendan kesedihanku sendiri, bahkan marahpun aku tahan sendiri. Sungguh betapa egoisnya aku.
-Setitik penyesalan mulai menghiasi hidupku-
Titik-titik,
Hingga suatu hari, ibuku mengatakan sesuatu dengan nada sedikit membentak, “kamu sekarang berubah, kamu tak seperti dulu lagi. Sekarang kamu kaya nggak tahu waktu”.
Deg… perkataan itu sungguh menusuk hatiku. Saat itu juga hatiku benar-banar sakit. Tak pernah sedikitpun aku marasa sakit hati hingga sesakit ini. Hari itu juga aku tak bisa tersenyum, aku terdiam dan terus terdiam, meski teman-teman tertawa bersama. Aku terus teringat dengan perkataan itu. Tak sedikitpun kata itu pergi dari pikiranku.
Ya ALLOH. Aku benar-benar menyesali semua ini. Aku tak peduli dengan ibuku. Aku tak peduli dengan ayahku, kakakku, dan sahabatku. Aku seperti tak menganggap mereka itu ada hanya karna kehidupan baru yang ku dapat. Namun, aku juga bersyukur karena Engkau juga masih mengingatkanku. Aku tak bisa membayangkan betapa jauhnya aku dengan orang tuaku jika ku tak menyadari semua ini.
Ayah, Ibu, sahabatku maafkan aku. Beberapa bulan ini aku tak peduli dengan kalian. Aku lupa dengan kalian hanya karena teman-temanku, tugasku dan kesibukanku di ssekolah., tapi sungguh aku masih menyayangi kalian. Aku benar-enar menyesali semua ini. Mulai saat ini aku akan berusaha merubah hidupku untuk mengatur waktuku. Aku akan tunjukkan pada kalian bahwa aku bisa menjadi Fita yang kalian banggakan. Aku akan membahagiakan kalian.
-Harapanku-
Dan aku akan berusaha,
Suatu saat titik-titik itu akan menjadi garis yang terindah dalam hidupku dan menjadi garis yang akan menghiasi hidup orang-orang di sekitarku, khususnya untuk ibuku tersayang. I love you all.


^_phiita ~pushii_^